Sabtu, 12 November 2011

Diet Penyakit Jantung


PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebanyakan orang lebih memilih makanan yang enak dan berlemak meski mereka sudah tahu makanan tersebut mengandung kolesterol. Ditambah dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti malas olah raga, merokok, minum-minuman keras, kurang istirahat, stress dan sebagainya, yang berakibat kolesterol menjadi tinggi. Sebenarnya kolesterol tidak selamanya jahat, beberapa jenis kolesterol dibutuhkan oleh tubuh. Organ hati kita memproduksi sejumlah kolesterol yang cukup untuk tubuh, namun beberapa jenis makanan yang kita konsumsi akan memberikan tambahan kolesterol sehingga melebihi yang dibutuhkan tubuh.
Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena jantung diperlukan untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh mendapatkan oksigen dan sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Karena itu, jantung perlu dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Salah satu yang perlu dihindari adalah penyakit jantung koroner yang merupakan salah satu penyakit yang berbahaya yang bisa menyebabkan serangan jantung. Penyakit kardiovaskuler, terutama jantung koroner, yang ditandai dengan serangan jantung, masih menempati peringkat pertama penyabab kematian di Indonesia.
Penyakit jantung terjadi akibat proses berkelanjutan, dimana jantung secara berangsur kehilangan kemampuannya  untuk melakukan fungsi secara normal. Pada awal penyakit, jantung mampu mengkompensasi ketidakefisienan fungsinya dan mempertahankan sirkulasi darah normal melalui pembesaran dan peningkatan denyut nadi (CompensatedHeartDisease). Dalam keadaan tidak terkompensasi (Decompensatio Cordis), sirkulasi darah yang tidak normal menyebabkan sesak nafas (dyspnea), rasa lelah, dan rasa sakit di daerah jantung. berkurangnya aliran darah dapat menyebabkan kelainan pada fungsi ginjal, hati, otak, serta tekanan darah, yang berakibat pada terjadinya resorpsi natrium. Hal ini akhirnya menimbulkan edema. Penyakit jantung menjadi akut bila disertai infeksi (Endocarditis atau Carditis), gagal jantung, setelah myocard infarct, dan setelah operasi jantung.
Dengan melihat fenomena yang terjadi sekarang ini, dapat dikatakan bahwa penyakti jantung merupakan salah satu penyakti degeneratif yang seringkali dihadapi masyarakat dan merupakan predisposisi atau juga akibat untuk berbagai penyakit degeneratif lainnya. Salah satu penyebab utamanya adalah pola gaya hidup yang tidak selaras dengan pola hidup sehat termasuk salah satunya pengaturan pola makan yang tidak benar. Dalam masa pengobatan, pasien pengidap penyakit jantung memerlukan perawatan, pengobatan dan didukung dengan asupan makanan yang menunjang pengobatan.Oleh karena itu, perlulah pengaturan diet kusus yang di rancang untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi penderita penyakit jantung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Penyakit Jantung
Penyakit jantung terjadi akibat proses berkelanjutan, dimana jantung secara berangsur kehilangan kemampuannya  untuk melakukan fungsi secara normal. Pada awal penyakit, jantung mampu mengkompensasi ketidakefisienan fungsinya dan mempertahankan sirkulasi darah normal melalui pembesaran dan peningkatan denyut nadi (CompensatedHeartDisease). Dalam keadaan tidak terkompensasi (Decompensatio Cordis), sirkulasi darah yang tidak normal menyebabkan sesak nafas (dyspnea), rasa lelah, dan rasa sakit di daerah jantung. berkurangnya aliran darah dapat menyebabkan kelainan pada fungsi ginjal, hati, otak, serta tekanan darah, yang berakibat pada terjadinya resorpsi natrium. Hal ini akhirnya menimbulkan edema. Penyakit jantung menjadi akut bila disertai infeksi (Endocarditis atau Carditis), gagal jantung, setelah myocard infarct, dan setelah operasi jantung (Anonim 2006).
2.2 Etiologi
Beberapa ahli di bidang kedokteran yang khusus memerhatikan kesehatan jantung menyatakan banyak faktor yg menyebabkan terkena resiko penyakit jantung sebagai mana dikemukakan di dalamKongres Kardiolog di Munich Jerman yaitu;merokok ( faktor yang paling berbahaya menurut mereka), riwayat tekanan darah tinggi, pengidap penyakit gula atau Diabetes, satu skema pembagian lemak (waist to hip ratio), pola makan yang salah, kegiatan fisik yang berlebihan atau tidak teratur, mengkonsumsi alkohol, banyaknya lemak di dalam darah, juga faktor psikososial. Para ahli berpendapat bahwa perubahan gaya hidup dapat mengurangi risiko jantung sampai 80% (WHO 2002).
Penelitian Havard University mengatakan sumber penyakit jantung adalah mikroba. Tidak akan menempel kolesterol di pembuluh darah jantung bila tidak ada yang mengawali. Mikroba ini yang menyebabkan kolesterol berkumpul di pembuluh darah jantung (Anonim 2006).
Penyakit Jantung pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah sekitar jantung dan secara perlahan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, pengapuran, pembekuan darah, dan lain sebagainya sebagai penyebab penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak (Majid 2007).
2.3 Patofisiologi
            Penyakit Jantung Koroner adalah penyempitan atau penyumbatan pembuluh arteri koroner (arteriosclerosis) yang disebabkan oleh penumpukan dari zat-zat lemak (kolesterol atau trigliserida) yang makin lama makin banyak dan menumpuk di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi. Dengan tersumbatnya Arteri Koroner, maka hal ini akan mengurangi atau menghentikan aliran darah mensupply oksigen ke otot-otot jantung, sehingga mengganggu kerja jantung sebagai pemompa darah. Dan bila sampai otot2 jantung kekurangan supply darah maka jantung akan menjadi lemah dan tidak dapat menyediakan darah ke seluruh bagian tubuh (Libby et al. 2002).
            Bila terlalu banyak kolesterol menumpuk di dinding saluran darah, akibatnya akan terbentuk plak/blood clots (Atherosclerosis) yang tebal dan pembuluh darah menjadi sempit, tidak elastis, sehingga jantung harus bekerja keras untuk memompa darah. Apabila yang mengalami penyumbatan adalah pembuluh darah yang cukup vital misalnya: pembuluh darah koroner jantung atau pembuluh darah utama otak, maka dapat menyebabkan kematian mendadak, serangan jantung, atau stroke. Hal ini sebagai pemicu timbulnya masalah hipertensi, masalah usus, pencernaan, obesitas, kanker, osteoporosis, penuaan dini dan lain sebagainya (Anonim 2006).
2.4 Gejala dan TandaPenyakit Jantung
            Penyakit kardiovaskuler, terutama jantung koroner, yang ditandai dengan serangan jantung. Beberapa gejala yang dialami penderita penyakit jantung adalah terasa nyeri pada dada kiri, sesak napas, irama jantung tak beraturan, keringat dingin, mual dan muntah.Nyeri di dada yang lebih spesifiknya nyeri di dada bagian tengah yang menjalar sampai ke lengan kiri atau leher, bahkan sampai ke punggung. Nyeri dada seperti ini adalah nyeri khas dari penyakit jantung koroner. Nyeri ini timbul hanya ketika melakukan aktifitas fisik dan akan berkurang saat beristirahat. Gejala penyerta lain seperti keringat dingin dan timbulnya rasa mual juga sering kali terjadi (Anonim 2006).
2.5 Pengobatan
            Pengobatan umum terhadap penyakit jantung dapat dilakukan dengan berbagai metode. Tujuan pengobatan adalah memperbaiki prognosis dengan cara mencegah infark miokard dan kematian. Upaya yang dilakukan adalah mengurangikegem terjadinya trombotik akut dan disfungsi ventrikel kiri. Tujuan ini dapat dicapai dengan modifikasi gaya hidup ataupun intervensi farmakologik yang akan (i) mengurangi progresif plak (ii) menstabilkan plak, dengan mengurangi inflamasi dan memperbaiki fungsi endotel, dan akhirnya (iii) mencegah trombosis bila terjadi disfungsi endotel atau pecahnya plak (Majid 2007).
            Obat yang digunakan  adalah obat antitrombotik berupa aspirin dosis rendah, antagonis reseptor ADP (thienopyridin) yaitu clopidogrel dan ticlopidine; obat penurun kolesterol (statin); ACE-Inhibitors; Beta-Blocker; Calcium channel blockers (CCBs). Adapun untuk memperbaiki simtom dan iskemi: obat yang digunakan yaitu nitrat kerja jangka pendek dan jangka panjang, Beta-B;ocker, CCBs (Majid 2007).
Dari berbagai studi telah jelas terbukti bahwa aspirin masih merupakan obat utama untuk pencegahan trombosis. Meta-analisis menunjukkan bahwa dosis 75-150 mg sama efektivitasnya dibandingkan dengan dosis yang lebih besar. Karena itu aspirin disarankan diberi pada semua pasien PJK kecuali bila ditemui kontraindikasi. Selain itu aspirin juga disarankan diberi jangka lama namun perlu diperhatikan efek samping iritasi gastrointestinal dan perdarahan, dan alergi. Cardioaspirin memberikan efek samping yang lebih minimal dibandingkan aspirin lainnya (Majid 2007).
Pengobatan dengan statin digunakan untuk mengurangi resiko baik pada prevensi primer maupun prevensi sekunder. Berbagai studi telah membuktikan bahwa statin dapat menurunkan komplikasi sebesar 39% (Heart Protection Study). Statin sebagai penurun kolesterol, juga mempunyai mekanisme lain (pleiotropic effect) yang dapat berperan sebagai anti inflamasi, anti trombotik dan lain sebagainya. Pemberian atorvastatin 40 mg satu minggu sebelum PCI dapat mengurangi kerusakan miokard akibat tindakan. Target penurunan LDL kolesterol darah < 100 mg/dl dan pada pasien resiko tinggi atau Diabetes Mellitus. Penderita PJK dianjurkan menurunkan LDL kolesterol darah hingga < 70 mg/dl (Majid 2007).

III. TUJUAN DAN SYARAT DIET
3.1 Tujuan Diet
Diet yang digunakan dalam kasus ini adalah diet dengan tujuan :
  1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung.
  2. Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk 
  3. Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air.
3.2 Syarat Diet
Adapun syarat-syarat diet penyakit jantung adalah sebagai berikut
  1. Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal 
  2. Protein cukup yaitu 0,8 g/kg BB 
  3. Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total ,10% berasal dari lemak jenuh dan 10-15% lemak tidak jenuh 
  4. Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia 
  5. Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium, kalsium, dan magnesium jika tidak dibutuhkan
  6. Garam rendah, sekitar 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi atau edema 
  7. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas
  8. Serat cukup untuk menghindari konstipasi
  9. Cairan cukup, sekitar + 2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan 
  10. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam porsi kecil 
  11. Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat juga diberikan tambahan berupa makanan enteral, parenteral, atau suplemen gizi.
IV. BAHAN MAKANAN YANG DILARANG DAN DIANJURKAN
Bahan Makanan
Dianjurkan
Tidak dianjurkan
Sumber karbohidrat





Sumber protein hewani





Sumber protein nabati




Sayuran





Buah-buahan



Lemak






Minuman


Bumbu
Beras ditim atau disaring; roti, mi, kentang, makaroni, biskuit, tepung beras/terigu/sagu aren/sagu ambon, gula pasir, gula merah, madu, sirup.

Daging sapi, ayam dengan lemak rendah; ikan, telur, susu rendah lemak dalam jumlah yang telah ditentukan.


Kacang-kacangan kering; kacang kedelai dan hasil olahannya; tahu dan tempe


Sayuran yang tidak mengandung  gas seperti; bayam, kangkung, kacang buncis, kacang panjang, wortel, tomat, labu siam, dan tauge.

Buah-buahan segar; pepaya, jeruk, pisang, apel, melon, semangka, dan sawo.

Minyak jagung/kedelai, margarin, mentega dalam jumlah terbatas, dan tidak untuk menggoreng tetapi untuk menumis; kelapa atau santan encer dalam jumlah terbatas

Teh encer, coklat, sirup.


Semua bumbu selain bumbu tajam dalam jumlah terbatas
Makanan yang mengandung gas atau alkohol : ubi, singkong, tape singkong, dan tape ketan



Daging sapi dan ayam yang berlemak; gajih, sosis, ham, hati, limpa, babat, otak, kepiting, dan kerang-kerangan; keju dan susu penuh

Kacang-kacangan kering yang mengandung lemak cukup tinggi seperti kacang tanah, kacang mete, dan kacang bogor.

Sayuran yang mengandung gas; kola, kembang kol, lobak, sawi, dan nagka muda.



Buah-buahan segar yang mengandung alkohol atau gas; durian dan nangka matang

Minyak kelapa dan minyak kelapa sawit; santan kental.





Teh/kopi kental, minuman yang bersoda/ alkohol.

Lombok, cabe rawit, dan bumbu lain  yang tajam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar